My IVF Story... Road to Motherhood
Hallo, kali ini tulisan saya
bukan mengenai travelling atau makan-makan. I promise my self to share it with others if
our IVF succeeded.
Bismillahirahmanirrahiim..
Saya dan suami telah menikah 3
tahun jalan 4 tahun saat ini, and it’s been a very fantastic journey. We grow
together, we learn to handle things, we learn to be mature, we argue, we made
up, we get closer to Allah.
Kami sebenarnya tidak terlalu
ngoyo untuk punya anak, satu tahun pertama kami santai, tahun ke dua, mulai
deg-degan juga akhirnya, kok belum hamil-hamil ya.. akhirnya kami pergi ke dr
obsgyn untuk cek kesuburan.
Alhamdulilah saya dinyatakan
sehat, suami di diagnosa oligoastenospermatozoid.. jumlah kurang dan anatomi sperma tidak sempurna.
Setelah itu suami di terapi oleh
dokter Tribowo spesialis andrologi, di RS Mitra Kemayoran. He’s a great doctor
=). Setelah beberapa bulan jumlah sperma
sangat meningkat, namun masih di bawah normal dan anatomi belum normal.
Penyebab kasus seperti ini kebanyakan tidak diketahui, biasanya bawaan, karena gen/ kromosom . well, it doesn’t
really matter now.
Saran dari dokter Tribowo, untuk
kasus seperti kami, jika ingin jalan dengan kemungkinan hamil sangat tinggi,
lebih baik bayi tabung / IVF . mengapa tidak inseminasi? Karena sperma dengan
anatomi kurang sempurna dikhawatirkan tidak bisa menembus ovum dengan cara
inseminasi. Dan karena umur kami masih muda ( dibawah 30 ) persentase
keberhasilan lebih tinggi. Semakin tua, kualitas telur akan menurun, dan
capability endometrium untuk menerima embrio akan berkurang. Akhirnya setelah berdiskusi dengan orang tua,
membereskan semua pekerjaan-pekerjaan besar
( saat itu saya masih mengurusi banyak urusan membangun klinik ) , kami
memutuskan untuk mengikuti program IVF.
Awalnya dokter Tribowo
menyarankan untuk program dengan dr. Aucky Hinting dan dr. Hendro di Siloam
Surabaya. Jadilah kami berangkat ke Surabaya beberapa hari sebelum jadwal haid
saya. ternyataa.. setelah lima hari di Surabaya saya belum haid juga.. akhirnya
kami pulang ke Jakarta. Daan.. beberapa hari kemudian saya haid… hehe.. berarti
Allah nyuruh programnya yang deket aja, biar nggak repot.
Alternatif kami adalah RS. Bunda
( Klinik Morula BIC ), dokter Tribowo merekomendasi dr. Indra G. Anwar atau dr.
Ivan Sini, dengan pertimbangan dr Indra adalah dokter paling senior, akhirnya
kami memulai konsultasi dengan beliau.
31 Juli 2013
Haid hari ke 2 , konsultasi , penjelasan mengenai
tahapan-tahapan IVF , USG transvaginal , mengisi inform consent , tebus obat ,
diajari suster bagaimana injeksi Gonal dosis 225 iu.
Dr, Indra memberi kami diagram penanggalan untuk program ,
suntik Gonal dosis 225 iu , mulai tanggal
02 Agustus , selama delapan hari , USG dihari ke 05 , untuk melihat
perkembangan sel telur. Dan tes darah screening untuk mengetahui apakah saya
atau suami menderita infeksi tertentu. Untuk calon ibu, di test,anti HIV, TORCH , Hepatitis , untuk
suami di test anti HIV dan Hepatitis saja. Alhamdulilah kami baik, dan lolos ke
tahap berikutnya =)
Basically, program bayi tabung, seperti namanya , In Vitro
Fertilization adalah salah satu metode assisted reproduction , jadi pembuahan
akan dilakukan di lab , untuk memaksimalkan angka keberhasilan, sel telur yang
biasanya hanya matang dan pecah satu atau dua buah, akan di stimulasi untuk
menjadi banyak dan matang.
Tanggal 02 Agustus pukul 20.00 saya mulai suntikan pertama
saya. penyuntikan dilakukan subkutan dua jari dibawah pusar. surprisingly
rasanya nggak sakit, hehe, mungkin karena terbantu oleh jaringan lemak yang
lumayan tebal. Wkwkwkwk..
06 Agustus 2013
Endometrium mulai menebal 7,8 mm ,,Kontrol ukuran sel telur
via USG transvaginal , sudah terlihat ada 9 folikel dengan rata-rata ukuran
11x12 mm , suntikan gonal diteruskan , dan mulai suntikan cetrotide ( agar
telur tidak pecah ).
10 Agustus 2013
Endometrium 12,9 mm , terlihat 10 folikel , ukuran yang
besar belum terlalu banyak. Diharapkan ukuran minimum yang akan dipanen sebesar
18x19 mm. akhirnya saya diberikan resep tambahan untuk dua hari lagi. Jadilah
suntik gonal dan cetrotide diteruskan.
12 Agustus 2013
USG menunjukkan ada 19 folikel yang sudah lumayan
besar-besar, akhirnya saya dijadwalkan untuk
OPU ( Ovum Pick Up ) dua hari berikutnya, yaitu tanggal 14 Agustus.
Malam tanggal 12 pukul 21.00 suntik Suprefact ( pemecah
telur ) , dan tanggal 13 nya tidak ada suntikan apa-apa, hanya puasa mulai dari jam 24.00 malam, sampai waktu OPU
nanti.
14 Agustus 2013
Masih puasa, ditemani suami ke ruang tindakan di RSIA Bunda,
suntik ovidrel 1 jam sebelum tindakan, dan pukul 09.00 , mulai tindakan OPU.
Which I don’t feel anything, karena
dibius dengan nyenyaknya, dan bangun-bangun sudah di ruang pemulihan dengan
coretan pulpen ditangan kanan : 14 . Alhamdulilaah.
Sesaat setelah OPU, suami disuruh setor sperma juga,
sehingga bisa langsung dilakukan pembuahan.
Setelah OPU rasanya pusing dan kembung, mungkin efek biusnya
ya.. kami langsung pulang dan istirahat. Pasca opu, obat hanya obat minum
progynova , dan hormone progesterone intravaginal. Untuk penguat rahim.
ruang pemulihan pasca OPU |
my eggs mark |
Dua hari kemudian suster BIC sms saya, dari 14 folikel, 4
immature, 10 yang bisa dibuahi, dan semuanya sedang dalam proses pembuahan
dengan metode ICSI , yaitu sperma yang telah di washing langsung di suntikkan
ke dalam ovum. Setelah pembuahan menunggu 3 hari untuk embrio transfer.
To be Continued..
Komentar
Posting Komentar