Turkey 2018..Part 1: Istanbul, Bursa & Selcuk

Assalamualaikum wr wb..

Alhamdulilaah.. senang sekali tahun 2018 ini saya dan suami bisa mengunjungi Turki. Seperti biasa, kami jalan tanpa travel dan kali ini kami jalan hanya berdua. yaa..itung-itung sekalian honeymoon lagi... 😜

Day 1: Kamis 22 Maret 2018
JKT-SING-ISTANBUL

Hari ini penerbangan kami dimulai dengan Malaysia Airlines ke Singapore, dan dilanjutkan dengan Singapore airlines ke Istanbul ( dapet promo )

Day 2: Jumat 23 Maret 2018
ISTANBUL

Pesawat kami mendarat jam 09.00 waktu Istanbul dan disambut oleh udara dingin dan hujan rintik-rintik. Suhu di Istanbul waktu itu sekitar 12 derajat celcius. Begitu terima bagasi, kami langsung mengambil jaket yang agak tebal untuk perjalanan ke Hotel. 

Dari Airport, kami naik Metro dari Attaturk station menuju Zeytinburnu Station (Red Line) dan ganti dengan Tram menuju Sultan Ahmet Station (Blue Line). Hotel pertama yang kami singgahi adalah Grand Peninsula Hotel. Terletak persis di belakang komplek Blue Mosque dan Hagia Sophia, menuju Hotel harus menyebrangi kompleks wisata tersebut dan jalanannya menurun dan berbatu. Hotelnya mungil namun kamarnya cukup besar, disertai pemanas ruangan tentunya.

Setelah istirahat, suami sholat jumat di Blue Mosque dan saya menunggu di resto dekat situ sambil pesan makan siang. Setelah makan siang, kami beranjak ke tempat penjualan Museum Pass ( Kartu Pass ini sangat penting dan menghemat tiket masuk, dapat digunakan hampir diseluruh museum di Turki) harganya 420 TL  atau setara dengan Rp.1.860.000 berlaku selama 7 hari. Jika kita pakai mulai dari hari pertama, bisa hemat banyak. 
Setelah dapat Museum Pass, kami mulai hunting foto di Blue Mosque dan Hagia Sophia. Tadinya mau masuk ke Hagia Sophia, namun antriannyaa.. luarr biasaa.. kami urungkan niat masuk ke dalam hari itu karena hari terakhir nanti kami masih kembali ke Istanbul. Semoga sempat masuk ke Hagia Sophia.
Akhirnya, kami putuskan untuk hunting foto dulu di sekitar Blue Mosque dan Hagia Sophia. Karena kami hanya berdua, tripod menjadi andalan kami saat berfoto. hehe.. 
Kami melanjutkan sore itu dengan berjalan kaki ke Hagia Irene Museum dan kemudian naik Tram ke Galata Bridge. Transportasi di Istanbul sangat mudah dan terasa dekat, karena Tram menjangkau hampir semua wilayahnya. 




Hagia Sofia as Background
Hipodrome as background
Di Galata Bridge kami jalan-jalan menikmati sore sambil mencoba Balik Ekmek ( Fish Sandwich) dan cemilan khas Turki, Simit. Di jembatan, banyak bapak-bapak lokal sedang mancing ikan. Saat kami berjalan di jembatan, ada Bapak-bapak yang menyapa dan mengajak bicara SKSD bertanya kami dari mana, dan sebagainya. Dia bercerita berencana ke Indonesia dalam waktu dekat dan ingin lihat seperti apa mata uang Indonesia. hhmm.. mencurigakan.. akhirnya dengan sopan kami tolak dan kami tinggal pergi. 
Simit.. Rotinya agak keras, dengan Nutella di tengahnya
Balik Ekmek
Nice Ambiance at Galata Bridge
Day 3: Sabtu 24 Maret 2018
ISTANBUL - BURSA

Pagi itu, setelah sarapan di roof top hotel ( dingin sekalii udaranya ) kami segera check out dan bergerak naik tram menuju Istanbul Otogar (terminal bis), di sana kami beli tiket bis ke Bursa.  harga bis METRO ke Bursa seharga 80 TL atau sekitar Rp. 344.000,- . Perjalanan ke Bursa dengan bus memakan waktu 2 jam. Bis di Turki bagus-bagus, seperti kelas eksekutifnya di Indonesia, sudah dapat snack dan minuman selama di perjalanan. 

Metro Bus
Kami sampai di Bursa Otogar sekitar pukul 11.00 dan makan siang di Terminal. Akhirnyaa nemu makanan yang cocok di lidah juga. hehe.. Lentil chicken soup nya enak.. 😋
Chicken soup yang encer.. 😋
Setelah makan siang, kami mengisi Bursa card (sejenis e-money untuk naik angkutan umum di Bursa) dan naik bus nomer 38 menuju Cesmeli Hotel di area Ulu Camii. Sekali jalan sekitar 6 TL atau  Rp.25.000
Cesmeli hotel ini terletak di dekat Long Bazaar nya Bursa, jadi untuk belanja tinggal jalan saja. Kamarnya cukup besar dan nyaman. Setelah check-in dan istirahat, kami bersiap-siap untuk main salju di Uludag Mountain. Sempat khawatir kesorean karena waktu itu kami berangkat dari hotel bada ashar. Namun dengan pertimbangan suasana malam di Turki baru gelap pada pukul 19.30 maka kami tetap berangkat sore itu menuju Uludag Mountain.
Dari hotel kami jalan kaki menuju pool Dolmus ( sejenis angkutan umum di Bursa, rata-rata mobil sedan putih dengan plang di kap atasnya). Kami naik Dolmus menuju Teleferik (cable car first stop). Di teleferik, kita beli tiket cable car ke puncak gunung. Harga cable car Teleferik-Mt.Uludag PP seharga 70 TL atau sekitar Rp.301.000.

Sesampainya di puncak gunung kami disambut dengan hujan salju..Aaakk.. excited sekali, karena dibawah suasananya mendung-mendung saja, tapi diatas gunung sedang hujan salju yang lumayan deras. Udara dingin sekali saat itu, -3 derajat celcius. Jadi dari dalam gedung cable car, kami sudah melihat-lihat sekeliling untuk berstrategi lokasi mana yang akan kita singgahi. Karena kalau baru berdiskusi diluar, keburu beku.. hehehehe.. lebay ✌

Dengan modal tripod dan kamera, alhamdulilah kami berhasil mendapatkan foto-foto yang lumayan, dan sempat main lempar-lemparan salju ala ala anak kecil.. norak dikit gapapa lah yaa.. 😂
Uludag kayak Merkezi
💜
Puas main salju, kami menghangatkan diri di restoran yang tersedia, sambil makan kebab dan minum teh hangat. Setelah itu kami turun gunung dan singgah di Uzun carsi (Long Bazaar).  Kerudung segi empat dan long coatnya murah-murah disini.💜

Day 4: Minggu 25 Maret 2018
BURSA-SELCUK

Pagi ini sebelum sarapan, saya dan suami masuk ke dalam masjid tertua di Bursa, yaitu Ulu Camii. Di dalamnya banyak kaligrafi peninggalan jaman kejayaan Islam di Turki, dan di taman sekitarnya, tulip mulai bermekaran. Indah sekali 💜
Di dalam Ulu Camii
The spring is in the air
Setelah sarapan dan check out, kami kembali naik bus no 38 ke Bursa Otogar. Kami naik bus menuju Izmir-Alacati Otogar. Dari Alacati, berganti bus menuju Selcuk. Dari Selcuk Otogar, kami jalan kaki ke ANZ guest house yang terletak perumahan diseberang terminal. Selcuk adalah kota kecil di Provinsi Izmir. Di sepanjang jalan nya tertanam pohon jeruk yang buah nya besar-besar sampai berjatuhan. 

Pemilik ANZ guest house bernama Ibrahim, dan dia sangat ramah. Dia menjelaskan tentang rute-rute wisata di daerah Selcuk agar kami bisa menghemat waktu. Setelah check in kami hanya cari makan di sekitar dan istirahat. Di resto dekat ANZ saya coba kentang Kumphir, kentang di mash dan diberi macam-macam topping. Harganya 7 TL. Rasanya lumayan enak dan porsinya cukup besar.

Kumphir 
Day 5: Senin 26 Maret 2018
EPHESUS- ST.JOHN BASILICA-SIRINCE

Pagi itu setelah sarapan sekitar pukul 08.00 kami jalan kaki ke Otogar dan naik Dolmus (disini Dolmusnya mini van) menuju Ephesus harga dolmus PP sebesar 12 TL. Perjalanan ke pintu gerbang Ephesus sekitar 20 menit dari Otogar. Di halte bus Ephesus tersedia jadwal bus kembali ke Selcuk Otogar. Museum pass dapat digunakan disini, jadi tampa perlu mengantri, kami tinggal Tap kartu di gerbang dan bisa masuk. 

Ephesus adalah reruntuhan kota Yunani kuno yang kemudian dikuasai Romawi dan akhirnya dikuasai Islam. Di sisa-sisa reruntuhan ini kita bisa melihat Grand Theatre ( seperti lokasi pertarungan gladiator), Library of Celcius (perpustakaan terbesar ke3 pada masanya) perpustakaan ini didedikasikan untuk Tiberius Julius Polemaeanus (Senator Romawi), Hercules Gate,  Temple of Artemis, dan yang lainnya. Berasa mundur ke masa lalu deh pokoknya.. Di komplek Ephesus ini, terdapat banyak kucing dan anjing yang dipelihara oleh pengelola. Info dari mereka kucing anjing ini sudah turun temurun ada di situ. 

Reruntuhan kota
Library of Celcius

          Gate of Celius Library
Grand Theatre of Ephesus
Puas di Ephesus, kami belanja souvenir dan makan siang di restoran dekat pintu masuk. Kemudian menunggu dolmus kembali ke Selcuk Otogar. Kami memutuskan untuk langsung berganti Dolmus  ke Sirince begitu sampai di terminal.  Rencananya setelah dari Sirince baru ke Basilica St.John karena letak Basilica tersebut di pinggir jalan, jadi sekalian jalan sore nanti bisa.


Sirince adalah desa kecil di perbukitan. Dulunya merupakan perkampungan Yunani yang berada di wilayah Turki sebelum pertukaran penduduk pasca perang Greco-Turkish. Desa yang ditinggalkan penduduknya ini kemudian dikembangkan kembali oleh para pendatang baru dan menjadi salah satu penghasil anggur enak di Turki. Bangunan tua masih dipertahankan, dan sebagian menjadi homestay bagi wisatawan yang ingin menginap. Namun kita juga bisa sekedar berjalan-jalan sambil beli oleh-oleh di sini tanpa harus menginap. Dari Selcuk hanya sekitar 20 menit saja naik dolmus seharga 6 TL. 

Di Sirince harus coba kopi pasirnya, kopi lokal yang di panaskan di meja pasir yang dibawahnya tungku. Disana saya dan suami menikmati suasana, belanja souvenir, dan ngopi cantik. Setelah puas, kami kembali ke terminal Selcuk dan jalan kaki ke St.John Basilica.
Kopi Sirince
to be continued.. 

Komentar

Postingan Populer